Jumat, 28 Juli 2017



Dan....bila esok...datang kembaliSeperti sedia kala dimana kau bisa bercandaDan...perlahan kaupun lupakan akuMimpi burukmu...dimana t'lah ku tancapkan duri tajamKaupun menangis...menangis sedihMaafkan aku
Dan...bukan maksudku...bukan inginkuMelukaimu sadarkan kau di sini kupun terlukaMelupakanmu...menepikanmuMaafkan aku....
Reff :Lupakan saja dirikuBila itu bisa membuatmuKembali bersinar dan berpijarSeperti dulu kala
Caci maki saja dirikuBila itu bisa membuatmuKembali bersinar dan berpijarSeperti dulu kala
Dan...bukan maksudku...bukan inginkan
Melukaimu sadarkan kau di sini kupun terlukaMelupakanmu...menepikanmuMaafkan aku....
Back to: Reff

Intro : C
F
Dan
          Em                    Dm
Bila esok...datang kembali
                C
Seperti sedia kala dimana kau bisa bercanda
F
Dan...
                    Em                 Dm                      C
Perlahan kaupun, lupakan aku , mimpi burukmu...
                                                      F
Dimana t'lah ku tancapkan duri tajam
                       Em                      Dm
Kaupun menangis...menangis sedih
                 Am G
Maafkan aku...
F
Dan...
                     Em                      Dm               C
Bukan maksudku...bukan inginku, melukaimu
                                                   F
Sadarkan kau di sini kupun terluka
                 Em                     Dm
Melupakanmu...menepikanmu
                Am G
Maafkan aku....

Reff :
                      C
Lupakan saja diriku
                    Em
Bila itu bisa membuatmu
                   Dm                    Bb                    G
Kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala
                         C
Caci maki saja diriku
                    Em
Bila itu bisa membuatmu
                  Dm                   Bb                       G
Kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala

Int. C

Kembali ke : (*), Reff

Musik : C Em Dm Bb G 2x

Kembali : Reff

Bb        G
Woooo hoooo
Bb        G                  C
Woooo hoooo hoooo hooo

Outro : C

Sabtu, 23 Juli 2016

Tanaman kopi merupakan kelompok tumbuhan berbentuk pohon dalam genus Coffea. Genus ini memiliki sekitar 100 spesies tanaman tetapi hanya 3 jenis yang memiliki nilai ekonomis bagi manusia sehingga dibudidayakan oleh masyarakat, yaitu Arabika, Robusta dan Liberica. Produksi kopi Arabika diseluruh dunia diperkirakan mencapai 70% dari seluruh jenis kopi. Untuk jenis Kopi Robusta, diperkirakan memenuhi produksi kopi dunia sekitar 28%, sisanya jenis Kopi Liberika dan Kopi Excelsa.

Adapun klasifikasi tanaman kopi adalah sebagai berikut.

Kingdom  : Plantae
Divisi       : Magnoliophyta
Kelas       : Magnoliopsida
Ordo        : Gentianacea
Famili      : Rubiaceae
Genus      : Coffea
Spesies    : Coffea Arabica, Coffea Canphora, Coffea Liberika

Rabu, 15 Juni 2016


Indonesia merupakan salah satu negara produsen kopi terbesar dunia setelah Brasil dan Vietnam. Nah, apakah sahabat fans kopi tahu awal proses masuknya kopi di Indonesia sehingga menjadikan indonesia sebagai salah satu produsen kopi terbesar didunia? Nah, untuk kali ini fans kopi akan menjelaskan bagaimana awal masuknya kopi di Indonesia.

Kopi pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1696 dari jenis kopi Arabika. Kopi arabika pertama ditanam dan dikembangkan disebuah tempat di timur Jatinegara, yang menggunakan tanah pertikelir Kedaung yang kini lebih dikenal dengan Pondok Kopi. Beberapa waktu kemudian kopi Arabika menyebar ke berbagai daerah di Jawa Barat, seperti Bogor, Sukabumi, Banten dan Priangan, hingga kemudian menyebar ke daerah lain, seperti Pulau Sumatera, Sulawesi, Bali dan Timor. Sayangnya tanaman ini kemudian mati semua oleh banjir, maka tahun 1699 didatangkan lagi bibit-bibit baru yang kemudian berkembang di sekititar Jakarta dan Jawa Barat antara lain di Priangan, dan akhirnya menyebar ke berbagai bagian dikepulauan Indonesia seperti Sumatera, Bali, Bali Sulawesi dan Timor.

Tak Lama setelah itu, kopi menjadi komoditi dagang yang sangat diandalkan VOC. Ekspor kopi pertama dilakukan tahun 1711 oleh VOC, dan dalam tempo 10 tahun ekspor meningkat sampai 60 ton/tahun. Karenanya, Hindia Belanda menjadi tempat perkebunan pertama diluar Arabia dan Ethiopia yang membuat VOC memonopoli perdagangan kopi ini dari tahun 1725 sampai 1780. 

Untuk mendukung produksi kopi, VOC membuat perjanjian berat sebelah dengan penguasa setempat dimana para pribumi diwajibkan menanam kopi yang harus diserahkan ke VOC. Perjanjian ini disebut Koffiestel (sistem kopi). Berkat sistem ini pula biji kopi berkualitas tinggi dari tanah jawa bisa membanjiri Eropa. Kopi Jawa saat itu begitu terkenal di Eropa sehingga orang-orang Eropa menyebutnya bukan secangkir kopi, melainka secangkir jawa. Sampai pertengahan abad ke-19 kopi jawa adalah yang terbaik didunia.

Tahun 1706 kopi Jawa diteliti oleh Belanda di Amsterdam, yamg kemudian tahun 1714 hasil penelitian tersebut oleh Belanda diperkenalkan dan ditanam di Jardin des Plantes oleh Raja Louis XIV.

Produksi kopi di Jawa mengalami peningkatan yang cukup signifikan, tahun 1830-1834 produksi kopi Arabika mencapai 26.600 ton, dan 30 tahun kemudian meningkat menjadi 79.600 ton dan puncaknya tahun 1880-1884 mencapai 94.400 ton.

Selama 1 3/4 (satu-tiga perempat) abad kopi Arabika merupakan satu-satunya jenis kopi komersial yang ditanam di Indonesia. Tapi kemudian perkembangan budidaya kopi Arabika di Indonesia mengalami kemunduran sebab serangan penyakit karat daun. Akibatnya Kopi Arabika yang dapat bertahan hidup hanya yang berada pada ketinggian 1000 mdpl, dimana derangan penyakit ini tidak begitu besar. Sisa-sisa tanaman kopi Arabika ini masih dijumpai didataran tinggi Ijen (Jawa Timur), Tanah Tinggi Toraja (Sulawesi Selatan), lereng bagian atas Bukit Barisan (Sumatera) seperti Mandhailing, Lintong dan Sidikalang di Sumatra Utara dan dataran tinggi Gayo di Nangroe Aceh Darussalam.

Untuk menyikapi serangan hama karat daun, pemintahan Belanda mendatangka Kopi Liberika (Coffea Liberica) ke Indonesia pada tahun 1875. Namun ternyata jenis ini ternyata juga mudah diserang penyakit karat daun da kurang bisa diterima dipasa karena rasanya yang terlalu asam.

Usaha selanjutnya dari pemerintah Belanda adalah dengan medatangkan kopi jenis Robusta (Coffea Canephora) tahun 1900, yang ternyata tahan terhadap penyakit karat daun dan memerlukan syarat tumbuh serta pemeliharaan yang ringan, sedangkan produksinya lebih tinggi.

Semenjak Pemerintah Hindia Belanda meninggalka Indonesia, perkebua rakyat terus tumbuh dan berkembang, sedagkan perkebuna swasta hanya bertaha di Jawah Tengah , Jawa Timur dan sebagian kecil di Sumatera dan perkebuan negara (PTPN) hanya tinggal di Jawa Timur dan Jawah Tengah.

Minggu, 12 Juni 2016

Kopi adalah minuman hasil sedupan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. kopi merupakan salah satu komoditas didunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Arabika (Coffea arabica) dan Kopi Robusta (Coffea canephora).

Kata kopi sendiri awalnya berasal dari bahasa Arab قهوة (qahwah) yang berarti kekuatan. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal sampai saat ini.

Era penemuan biji kopi dimulai sekitar tahun 800 SM, pendapat lain mengatakan 850 M. Pada saat itu, banyak orang di Benua Afrika, terutama bangsa Etiopia, mengonsumsi biji kopi yang dicampurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh. Penemuan kopi sendiri terjadi secara tidak sengaja, ketika penggembala bernama Khalid seorang Abyssinia yang mengamati kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam, setelah memakan sejenis buah beri. Ia pun mencoba memasak dan memakannya. Kebiasaan ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika, namun metode penyajiannya masih menggunakan metode konvensional  Barulah beberapa ratus tahun kemudian, biji kopi ini dibawa melewati Laut Merah dan tiba di Arab dengan metode penyajian yang lebih maju.

Bangsa Arab yang memiliki peradaban yang lebih maju daripada bangsa Afrika saat itu, tidak hanya memasak biji kopi, tetapi juga direbus untuk diambil sarinya. Kepopuleran kopi pun turut meningkat seiring dengan penyebaran agama Islam pada saat itu hingga mencapai daerah Afrika Utara, Mediterania, dan IndiaPada masa ini, belum ada budidaya tanaman kopi di luar daerah Arab karena bangsa Arab selalu mengekspor biji kopi yang infertil (tidak subur) dengan cara memasak dan mengeringkannya terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan budidaya tanaman kopi tidak memungkinkan. Barulah pada tahun 1600-an, seorang peziarah India bernama Baba Budan berhasil membawa biji kopi fertil keluar dari Mekah dan menumbuhkannya di berbagai daerah di luar Arab.

Copyright © 2017 Iccan Blog All Right Reserved
Planer theme by Way2themes